Berfokus pada Kelebihan  

“Anak-anak, coba tuliskan tiga kelebihanmu, ” kata seorang guru yang hari itu menjadi pembimbing retreat bagi anak-anak sekolah dasar.

Menit demi menit berlalu namun anak-anak itu seakan masih bingung.

Dengan setengah berakting, sang guru kemudian bersuara keras : “Ayo, tuliskan! Kalau ngga, kertasmu saya sobek lo.” Anak-anak manis itu seketika menjadi salah tingkah.

Beberapa di antara mereka, memang tampak mulai menulis. Salah satu di antara mereka menulis di atas kertas, “Kadang-kadang nurutin kata ibu. Kadang-kadang bantu ibu. Kadang-kadang nyuapin adik makan.”

Penuh rasa penasaran, sang guru bertanya kepadanya : “Kenapa tulisnya kadang-kadang? “. Dengan wajah penuh keluguan, sang bocah hanya berkata : “Emang cuma kadang-kadang, pak guru”

Ketika semua anak telah menuliskan kelebihan dirinya, sang guru kemudian melanjutkan instruksi berikutnya : “Sekarang anak-anak, coba tuliskan tiga kelemahanmu atau hal-hal yang buruk dalam dirimu.”

Seketika ruangan kelas menjadi gaduh. Anak-anak tampak bersemangat. Salah satu dari mereka angkat tangan dan bertanya : “Tiga saja, pak guru?”. “Ya, tiga saja!” jawab pak guru. Anak tadi langsung menyambung : “Pak guru, jangankan tiga, sepuluh juga bisa!”.

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu? Saya menangkap setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari. Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita karena lingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih sering mengkomunikasikan kepada kita kejelekan dan kekurangan kita.

Baru-baru ini, saya dan istri saya menyaksikan di sebuah televisi swasta pertunjukkan seni dari para penyandang cacat. Kami benar-benar terharu. Ada orang buta yang begitu piawai bermain piano atau kecapi. Pria tanpa lengan dan wanita muda yang tuli dapat menari dengan begitu indahnya. “Luar biasa, dia bisa menari dengan penuh penghayatan. Yang membuat saya heran, dia kan tuli tapi kok bisa mengikuti irama lagu dengan sangat tepat?”, kata istri saya terkagum-kagum.

Seorang pria buta yang bernyanyi dengan nada merdu sempat berkata, “Saudaraku, saya memiliki dua mata seperti Anda. Namun yang ada di depan saya hanyalah kegelapan. Ibu saya mengatakan saya bisa bernyanyi, dan ia memberi saya semangat untuk bernyanyi.”

Benarlah apa yang dikatakan Alexander Graham Bell : “Setelah satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak melihat pintu yang telah dibuka untuk kita.”

Fokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukan kelemahan kita.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Bersujud di Keheningan Malam  

Penulis : Muhammad Shalih Ali Abdillah Ishaq

KotaSantri.com : Saudaraku, Wahai hamba Allah, malam telah melewati setengahnya. Siapa diantara kalian yang telah introspeksi diri dan insaf untuk melakukan ketaatan kepada Allah? Siapa diantara kalian yang telah bangun di malam ini dengan memenuhi hak-haknya? Siapa diantara kalian yang berkeinginan untuk membangun ruangan di surga sebelum pintunya di tutup?

Ingatlah bahwa umur kalian semakin berkurang, berbekallah dengan amal perbuatan. Sepertinya kalian telah mengabaikan hal itu. Semua amal baik akan mendapatkan balasan dan imbalan yang pantas. Apabila malam kalian tetap seperti ini, dari mana kalian akan mendapatkan imbalan dan balasan?

Saudaraku, berhentilah dan introspeksilah dirimu dengan jujur katakan kepada dirimu : Sampai kapan aku akan terus bicara dan tidak berbuat? Berapa kali aku memiliki keinginan dan tidak pernah aku laksanakan? Betapa tercelanya kedua mataku, yang tidak berhenti dari kebodohan ini. Betapa senang nafsuku, yang tidak mau menerima ketaatan. Berapa kali ia hanya memberi alasan, celakalah dia dengan mengatakan "seandainya", "akan", dan berapa kali engkau mengulurnya. Berapa kali ia hanya memiliki angan-angan yang tidak pernah punah? Lalu dilupakan, padahal kematian tidak pernah terlupakan, pasti akan datang.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Empat Tahap Pengembangan Diri  

Dalam pandangan saya, tahap-tahap personal development dapat dilihat dari empat tahap berikut: pertama, mengenali diri sendiri. Kedua, memposisikan diri. Ketiga, mendobrak diri. Dan keempat, aktualisasi diri. Pada kesempatan ini, saya akab bahas tahap pertama terlebih dahulu.

Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya. Sebab, mengenal diri sendiri adalah dasar dari action atau tindakan-tindakan, demi meraih sebuah cita-cita yang besar.

Contoh: setelah menganalisis diri dengan saksama, kemudian kita mampu menemukan kekuatan personal kita seperti kreativitas, semangat berinovasi, ketajaman analisis, kemampuan menemukan peluang, penerimaan terhadap hal-hal baru, semangat belajar yang tinggi, serta cita-cita atau tujuan-tujuan pribadi yang mulia. Tetapi di sisi lain, mungkin saja kita merasa memiliki kelemahan, seperti kurang disiplin, tidak fokus, kurang konsisten, tidak berani mencoba, atau tidak berani ambil risiko.

Pada kasus ini, kita lihat betapa kekuatan berupa potensi-potensi diri yang istimewa menjadi sulit berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak bisa dikendalikan atau dikelola dengan baik.

Titik krusialnya di sini adalah, memaksimalkan potensi atau kekuatan dan sekaligus meminimalkan pengaruh kelemahan kita. Caranya:

Pertama, berkomitmen untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut.
Kedua, melakukan action atau usaha yang sungguh-sungguh untuk menghentikan pengaruhnya setiap kali kelemahan diri tersebut muncul.
Ketiga, menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong mencuatnya potensi kita, dan pada saat bersamaan mengubur sedalam-dalamnya setiap kelemahan kita.
Keempat, terus-menerus menumbuhkan dan mengembangkan motivasi diri, supaya semangat selalu berkobar dan kita senantiasa memiliki mentalitas yang sehat.

Dan keempat hal tersebut harus kita mulai sekarang juga! Ingat, hanya orang yang memiliki motivasi dan berani bertindak saja yang akan sukses. Action is power! Tindakan adalah kekuatan!

Demikian dari saya Andrie Wongso
Action & Wisdom Motivation Training
Success is My Right
Salam sukses luar biasa!!!
www.andriewongso.com

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Menggali Hikmah di Lorong Rumah Sakit  

Penulis : Kania Ningsih

KotaSantri.com : Aku kemarin berada di tempat ini. Banyak orang lalu lalang. Tidak ada orang yang menutup hidung karena bau obat yang menyeruak seperti kata temanku yang sangat membenci datang ke tempat ini. Tetapi wangi pun tidak. Biasa saja. Atau lantai dan ruangan di tempat ini sudah memakai pewangi seperti yang diiklankan di TV? Ataukah penciumanku sudah tidak peka lagi karena tidak sengaja menikmati parfum pria-pria metroseksual di kampus atau sekolah, mengendus-endus uang haram, dan mencium yang terlarang. Hiy, a'udzubillah. Membayangkannya saja sungguh ngeri bin serem!

Aku kemarin berada di tempat ini. Orang-orang itu ada yang baru datang dan pergi. Kutemui berbagai wajah dan ekspresi -meski kebanyakan tak ada ekspresi karena terlalu lelah dengan cobaan hidup dan tidak tahu harus bagaimana selain menjalani hidup-. Sedih. Masih bagus ada ekspresi jika keluarga, saudara, atau teman mereka ditimpa musibah. Terkadang kesedihan, kegagalan, dan kegetiran hidup adalah lebih baik, lebih bisa mendekatkan diri pada Allah dengan meratap dan meminta tolong pada-Nya. Gembira, jika sebaliknya. Banyak yang diuji dengan kebahagiaan sehingga lupa pada Tuhannya. Perhaps we're not the one. Aku melihat banyak kehidupan di wajah itu. Wajah yang berkata tentang kehidupan.

Aku kemarin berada di tempat ini. Kukira cerita sedih saja yang ada, ternyata yang fun & entertaint juga ada. Tanpa maksud menertawakan orang, aku menemukan sepasang muda-mudi yang sedang berfoto ria depan tempat pengambilan obat. Yang lelaki berambut gondrong bergaya bak fotografer sambil memegang handphone berkamera dan memegang dagu perempuan di depannya, sedang menata gaya barangkali. Perempuan di depannya menelengkan kepala dengan gaya sedemikian rupa. Ow, sempat-sempatnya! Dan aku tersenyum. Teman di sampingku ikut tersenyum. Seketika aku jadi teringat cerita sang teman ketika beberapa waktu lalu mengantar kakaknya check up. Sedang BT-Btnya menunggu, tiba-tiba sang dokter lewat sambil ber-ssshhh ria karena kepedasan. Bibirnya terlihat memerah. Rupanya sang dokter habis makan bakso. Sempat juga ya? Aku jadi tersenyum lagi. Thank God still I found my humourous. Mungkin sebagian kamu bertanya apanya yang lucu. Tidak lucu menertawakan orang lain! Tunggu dulu, bukannya aku sudah bilang tidak bermaksud menertawakan mereka. Itu keluar spontan saja!

Hmm, jadi teringat Rasulullah. Beliau tertawa sampai kelihatan giginya, tapi tidak terbahak-bahak seperti keledai. Beliau bercanda tentang suatu yang benar, tidak ada kebohongan. Misalnya saja ketika seorang nenek bertanya kepada Rasulullah apakah dia bisa masuk surga. Rasulullah menjawab bahwa di surga tidak ada nenek-nenek. Dan menangislah si nenek mendengarnya. Rasulullah tertawa dan berkata lagi bahwa si nenek bisa masuk surga dan di sana semua orang menjadi muda termasuk si nenek. Seorang dokter anak dari West Virginia, Hunter Adams mengatakan bahwa kegembiraan adalah lebih penting dari obat apapun. Norman Cousins, pendiri psikoneuroimunology dan redaktur Saturday Review tahun 1960-an, pernah jatuh sakit dan dokter memvonisnya tak bisa sembuh lagi. Setelah membaca buku Stress of Life, dia menjadi pemburu dan penangkap tertawa. 30 menit menonton film lucu dapat memberikan kepadanya 2 jam tidur tanpa rasa sakit. Enam bulan kemudian, dia benar-benar sembuh!

Ow maaf, aku ngelantur. Kemarin aku berada di tempat ini. Disini ada fashion show. Diantara para pembesuk itu serombongan peragawati berjalan dengan anggunnya. Warna pakaian mereka senada dan terlihat mentereng membuat mata semua orang melirik. Tempat ini, lorong ini, benar-benar tepat sebagai catwalk mereka. Ah tidak. Bukan mereka saja, bukankah aku juga termasuk salah seorang dari mereka??

Teman, kemarin aku berada di tempat ini, berjalan terus tanpa melihat ujung. Yang ada di depanku hanya orang yang lalu lalang, gedung putih di kiri dan kanan, dan dua belokan yaitu kiri dan kanan. Belokan itu mirip kehidupan manusia. Belokan itu adalah pilihan hidup manusia. Manusia hidup selalu berada dalam 2 pilihan, benar atau salah, jahat atau baik, hitam atau putih. Akal, hati, dan hawa nafsunya berdiskusi untuk memilih jalan mana. Setiap jalan sudah ada konsekuensinya. Semua orang tahu kalau memilih jalan yang salah pasti akan tersesat. Sebaliknya, jalan yang benar akan menuntun pada tujuan. Hanya, apakah orang itu tahu jalan yang tempuhnya itu salah atau benar? Dia perlu bertanya pada orang yang lebih tahu.

Teman, kemarin aku berada di tempat ini. Semua terlihat serba putih, lantai keramik putih, dinding dicat putih, suster berpakaian putih, hanya sekarang dokter tidak melulu berpakaian putih, bercelana jeans pun jadi. Aku diam-diam bersyukur tidak pernah berada di tempat seperti ini lama-lama. A'udzubillah, mudah-mudahan tidak pernah. Terbayang, betapa bosannya tidur di atas seprei putih, diantara bantal putih dan dinding putih dan dikelilingi gorden putih. Fuih, padahal warna di jagat raya ini ada jutaan, man!

Betapa mengerikannya ketika kita tidak bisa berbuat apa-apa dan semua hal mesti dibantu orang, makan, minum, ke WC, mandi, wudhu! Merepotkan saja! Betapa tidak nyamannya ketika harus minum obat setiap saat. Alhamdulillaah, kata Rasulullah -kata Raihan juga- kita mesti bersyukur atas nikmat sehat sebelum sakit. Allahumma 'aafinii fi badani, allahumma 'aafin fii sam'ii, allhumma 'aafini fii basharii, laailaaha illaa anta.

Aku kemarin aku berada di tempat ini, di lorong ini, lorong rumah sakit. Banyak penulis cari inspirasi disini. Entah besok aku akan ada dimana. Aku selalu menanti kejutan. Walau tak selalu menyenangkan, menangkap berbagai hikmah yang tersembunyi dari segala kejadian akan menjadi hal yang menyenangkan. Kenapa? Karena kamu akan jadi orang yang serba bisa. Kamu bisa bicara dengan angin yang berhembus, kamu bisa bicara dengan dinding dan dengan hati manusia. Yah, tidak seekstrim itu sih, tidak seperti Nabi Sulaiman yang bisa bicara dengan semut dan binatang lain. Tapi, kamu bisa merasakannya, menggali hikmah dengan hatimu.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

I Love U Mom  

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku tidak penat” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya ada duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM

Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku : “Aku tak biasa tinggal negara orang” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : “Terima kasih ibu..!” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Kegagalan adalah Kado yang Berharga  

Terbayang dalam sebuah artikel, penulis pernah menyinggung : Ketika ia baru keluar dari dinas tentara, hanya mengantongi ijazah SMU, tidak ada satu pun ketrampilan, sehingga terpaksa kerja di sebuah perusahaan percetakan menjadi kurir.

Suatu hari, anak muda ini mengantar penuh muatan berisi puluhan buku ke kantor berlantai 7 di suatu perguruan tinggi ; ketika dia memanggul buku-buku tersebut menunggu di lift, seorang satpam yang berusia 50-an menghampirinya dan berkata : "Lift ini untuk profesor dan dosen, lainnya tidak diperkenankan memakai lift ini, kau harus lewat tangga!"

Anak muda memberian penjelasan pada satpam itu :

"Saya bukan mahasiswa, saya hanya ingin mengantar buku semobil ini ke kantor lantai 7, ini kan buku pesanan sekolah!"

Namun, dengan beringas satpam itu berkata :

"Saya bilang tidak boleh ya tidak boleh, kau bukan profesor atau pun dosen, tidak boleh menggunakan lift ini! Kedua orang itu berdebat cukup lama di depan pintu lift, tapi, satpam tetap bersikeras tidak mau mengalah. Dalam benak anak muda itu berpikir, jika hendak mengangkut habis buku semobil penuh ini, paling tidak harus bolak-balik 20 kali lebih ke lantai 7, ini akan sangat melelahkan! Kemudian, anak muda itu tidak dapat menahan lagi satpam yang menyusahkan ini, lantas begitu pikirannya terlintas, ia memindahkan tumpukan buku-buku itu ke sudut aula, kemudian pergi begitu saja.

Setelah itu, anak muda menjelaskan peristiwa yang dialaminya kepada bos, dan bos bisa memakluminya,sekaligus juga mengajukan surat pengunduran diri pada bosnya, dan segera setelah itu ia pergi ke toko buku membeli bahan pelajaran sekolah SMU dan buku referensi, sambil meneteskan air mata ia bersumpah, saya harus bekerja keras, harus bisa lulus masuk ke perguruan tinggi, saya tidak akan membiarkan dilecehkan orang lagi.

Selama 6 bulan menjelang ujian, anak muda ini belajar selama 14 jam setiap hari, sebab ia sadar, waktunya sudah tidak banyak, ia tidak bisa lagi mundur, saat ia bermalas-malasan, dalam benaknya selalu terbayang akan hinaan security yang tidak mngizinkannya memakai lift, membayangkan diskriminasi ini, ia segera memacu semangatnya, dan melipatkan gandakan kerja kerasnya.

Belakangan, anak muda ini akhirnya berhasil lulus masuk ke salah satu lembaga ilmu kedokteran. Dan kini, selama 20 tahun lebih telah berlalu, sang anak muda akhirnya berhasil menjadi seorang dokter klinik. Sang dokter merenung sejenak, ketika itu, jika bukan karena security yang sengaja mempersulitya, bagaimana mungkin ia menyeka air matanya dari hinaan itu, dan berdiri dengan berani ? Dan bukankah security yang dibencinya itu adalah budi-nya seumur hidupnya?

Kisah ini membuat saya teringat akan masa lalu, kala itu ketika masih duduk di bangku SMU, di kelas ada seorang murid yang nakal, prestasiya di sekolah biasa-biasa saja, tidak menonjol. Suatu hari, guru fisika membagi sebuah soal yang rumit sebagai pekerjaan rumah, keesokannya saat masuk sekolah, hampir semua siswa tidak ada yang bisa menjawabnya, namun, hanya siswa nakal bernama Chen itu yang dapat menjelaskannya!

"Chen, katakan dengan jujur, apakah PR ini hasil kerja kakakmu? Saya tahu fisika kakakmu sangat hebat. Tahun lalu saya penah mengajarinya."demikian tanya sang guru.

"Itu memang hasil kerjaku sendiri! Guru, mana boleh Anda menuduhku demikian?"

"Sudahlah, kau tidak perlu bohong! Bukan hasil kerja sendiri, mengapa tidak tahu malu, bersikeras bilang hasil kerja sendiri!" sambil berdiri di podium dan dengan nada mengejek dan menyindir guru fisika itu berkata :

"Sudahlah!jangan bikin malu! Saya tahu betul tarafmu, kau tidak perlu bohong padaku!"

Ketika itu, saya memalingkan kepala, dan melihat Xiao Chen menundukkan kepala, mengatup mulutnya, matanya berkaca-kaca, ia tidak membantah lagi, terus menundukkan kepala, pura-pura membaca buku, dan air matanya setetes demi setetes menitik jatuh ke atas buku pelajarannya. Setelah ujian, Xiao Chen yang berjuang keras, akhirnya berhasil lulus ujian masuk ke Universitas Taiwan, dan setelah ke luar dari dinas militer, ia melanjutkan kuliahnya di AS, kini, ia kembali ke negaranya dengan gelar kehormatan sebagai "doktor fisika".

Dan saya, selamanya juga tidak lupa dengan sebait kalimatnya untukku ketika di SMU :

"Soal itu, jelas-jelas saya yang kerjakan, tapi, mengapa ia (guru fisika) tidak percaya padaku, malah menghina dan mengejekku di depan siswa, memandang rendah padaku ? Kelak, fisika saya harus lebih hebat daripada dia! Bapak Jiang Jingguo pernah berkata : "Saat gagal harus bersabar". Benar, manusia, pasti ada saatnya mengalami kegagalan, tapi, saya semakin yakin!
"Kegagalan, adalah hadiah terbaik bagi remaja!"

Manusia, hanya di saat mengalami kegagalan, di persulit, didiskreditkan, di ejek dan dihina orang, baru bisa "mengingatkan diri" dan segera sadar, bukankah ini merupakan kado yang sangat berharga dalam sepanjang hidup kita?

Karena itu, jika kegagalan sekarang dapat memberikan kebahagiaan Anda di kemudian hari, bersabarlah. Sebaliknya tinggalkan, jika kebahagiaan sekarang bisa mendatangkan kemalangan Anda dikemudian hari.

Setiap kegagalan, kepedihan, maupun pukulan dalam perjalanan hidup pasti ada maknanya.
(Sumber : Dajiyuan)

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Sahabat.....  

Sahabat.....

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang
melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang
membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan,
tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu
bahkan bertumbuh bersama karenanya..… Persahabatan
tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan
proses yang panjang seperti besi menajamkan besi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka
dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan,
didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini
tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan
kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan
tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat
kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki
motivasi mencari perhatian, pertolongan dan
pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia
berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang
dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan
sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali
dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun
tidak semua orang berhasil mendapatkannya.

Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya
persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena
dikhianati sahabatnya.

** Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari
seribu teman yang mementingkan diri sendiri **

"Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam
kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita"

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam
kesulitan.

Siapa yang berada di samping anda ?? Siapa yang
mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ??

Siapa yang ingin bersama anda saat anda tak bisa
memberikan apa-apa ??

MEREKALAH SAHABAT ANDA Hargai dan peliharalah selalu
persahabatan anda dengan mereka.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Cermin Anak  

Suatu ketika di sebuah sekolah, diadakan pementasan drama. Pentas
drama yang meriah, dengan pemain yang semuanya siswa-siswi di sana.
Setiap anak mendapat peran, dan memakai kostum sesuai dengan tokoh
yang mereka perankan. Semuanya tampak serius, sebab Pak Guru akan
memberikan hadiah kepada anak yang tampil terbaik dalam pentas.

Di depan panggung, semua orangtua murid ikut hadir dan menyemarakkan
acara itu.

Lakon drama berjalan dengan sempurna. Semua anak tampil dengan
maksimal. Ada yang berperan sebagai petani, lengkap dengan cangkul
dan topinya, ada juga yang menjadi nelayan, dengan jala yang
disampirkan di bahu. Di sudut sana, tampak pula seorang anak dengan
raut muka ketus, sebab dia kebagian peran pak tua yang pemarah,
sementara di sudut lain, terlihat anak dengan wajah sedih, layaknya
pemurung yang selalu menangis. Tepuk tangan dari para orangtua dan
guru kerap terdengar, di sisi kiri dan kanan panggung.

Tibalah kini akhir dari pementasan drama. Dan itu berarti, sudah
saatnya Pak Guru mengumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah.
Setiap anak tampak berdebar dalam hati, berharap mereka terpilih
menjadi pemain drama yang terbaik. Dalam komat-kamit mereka berdoa,
supaya Pak Guru akan menyebutkan nama mereka, dan mengundang ke atas
panggung untuk menerima hadiah. Para orangtua pun ikut berdoa,
membayangkan anak mereka menjadi yang terbaik.

Pak Guru telah menaiki panggung, dan tak lama kemudian ia menyebutkan
sebuah nama. Ahha... ternyata, anak yang menjadi pak tua pemarah-lah
yang menjadi juara. Dengan wajah berbinar, sang anak bersorak
gembira. "Aku menang...", begitu ucapnya. Ia pun bergegas menuju
panggung, diiringi kedua orangtuanya yang tampak bangga. Tepuk tangan
terdengar lagi. Sang orangtua menatap sekeliling, menatap ke seluruh
hadirin. Mereka bangga.

Pak Guru menyambut mereka. Sebelum menyerahkan hadiah, ia sedikit
bertanya kepada sang "jagoan, "Nak, kamu memang hebat. Kamu pantas
mendapatkannya. Peranmu sebagai seorang yang pemarah terlihat bagus
sekali. Apa rahasianya ya, sehingga kamu bisa tampil sebaik ini? Kamu
pasti rajin mengikuti latihan, tak heran jika kamu terpilih menjadi
yang terbaik.." tanya Pak Guru. "Coba kamu ceritakan kepada kami
semua, apa yang bisa membuat kamu seperti ini..."

Sang anak menjawab, "Terima kasih atas hadiahnya Pak. Dan sebenarnya
saya harus berterima kasih kepada Ayah saya di rumah. Karena, dari
Ayah lah saya belajar berteriak dan menjadi pemarah. Kepada Ayah-lah
saya meniru perilaku ini. Ayah sering berteriak kepada saya, maka,
bukan hal yang sulit untuk menjadi pemarah seperti Ayah."

Tampak sang Ayah yang mulai tercenung. Sang anak mulai
melanjutkan, "...Ayah membesarkan saya dengan cara seperti ini, jadi
peran ini, adalah peran yang mudah buat saya..."

Senyap. Usai bibir anak itu terkatup, keadaan tambah senyap.
Begitupun kedua orangtua sang anak di atas panggung, mereka tampak
tertunduk. Jika sebelumnnya mereka merasa bangga, kini keadaannya
berubah. Seakan, mereka berdiri sebagai terdakwa, di muka pengadilan.
Mereka belajar sesuatu hari itu. Ada yang perlu diluruskan dalam
perilaku mereka.
(swaramerdeka)

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Semangkuk Bakmi Panas  

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu.
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Semut, Laba-Laba, dan Lebah  

Kehidupan : Ibarat Semut, Laba-laba, dan Lebah
Penulis : M. Quraish Shihab

KotaSantri.com : Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur'an. An-Naml (semut), Al-'Ankabuut (laba-laba), dan An-Nahl (lebah).

Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun. Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar sehingga ia berusaha dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih besar dari tubuhnya.

Lain lagi uraian Al-Qur'an tentang laba-laba. Sarangnya adalah tempat yang paling rapuh (Al-'Ankabuut [29] : 41), ia bukan tempat yang aman, apapun yang berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.

Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur'an "atas perintah Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal." (An-Nahl [16] : 68). Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga. Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yang sangat manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.

Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini. Ada yang berbudaya 'semut'. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya 'semut' adalah budaya 'aji mumpung'. Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya. Entah berapa banyak juga tipe 'laba-laba' yang ada di sekeliling kita. Yang hanya berpikir: "Siapa yang dapat dijadikan mangsa."
Nabi Shalalahu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai 'lebah'. Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan : "Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya." Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Kisah Seekor Kelinci  

Seekor kelinci sedang duduk santai di tepi pantai, Tiba tiba
datang se-ekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya, Lalu
kelinci itu berkata: "Kalau memang kamu berani, hayo kita
berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan
yang menang, dan saya yakin saya akan menang."

Sang Rubah jantan merasa tertantang, "dimanapun jadi, Masa sih
kelinci bisa menang melawan aku?" Merekapun masuk ke dalam sarang
kelinci, Sepuluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil
menggenggam Setangkai paha rubah dan melahapnya
dengan nikmat.

Sang Kelinci kembali bersantai, Sambil memakai kaca mata hitam dan
topi pantai Tiba tiba datang se-ekor serigala besar yang hendak
memangsanya, Lalu kelinci berkata : "Kalau memang kamu berani,
hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi
santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang. "Sang
serigala merasa tertantang, dimanapun
jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?"

Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Lima belas menit kemudian
sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha serigala dan
melahapnya dengan nikmat.

Sang kelinci kembali bersantai, Sambil memasang payung pantai dan
merebahkan diri diatas pasir, Tiba tiba datang seekor beruang
besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci berkata: "Kalau memang
kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang
kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan
menang. "Sang Beruang merasa tertantang, "dimanapun jadi, Masa
sih kelinci bisa menang melawan aku?" Merekapun masuk ke dalam
sarang kelinci, Tiga puluh menit kemudian sang kelinci keluar
sambil menggenggam Setangkai paha Beruang dan melahapnya dengan
nikmat.

Pohon kelapa melambai lambai, Lembayung senja sudah tiba, habis
sudah waktu bersantai, Sang Kelinci melongok kedalam lubang
kelinci, sambil melambai "Hai, keluar, sudah sore, besok kita
teruskan!!"

Keluarlah se-ekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya.
Sambil menguap Harimau berkata " Kerjasama kita sukses hari ini,
kita makan kenyang Dan saya tidak perlu berlari mengejar kencang."

Nb.
The Winner selalu berfikir mengenai kerja sama, sementara
The Looser selalu berfikir bagaimana menjadi tokoh yang paling
berjaya.

Untuk membentuk ikatan persahabatan dan persaudaraan harus ada
kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama:
(MESKIPUN) DENGAN SESEORANG YANG KELIHATANNYA TIDAK LEBIH BAIK
DARI KITA

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Berteman dengan Kegagalan  

Jangan takut melintasi jalan kegagalan, karena disana tersedia banyak berkah :

1. Kesakitan dan kegagalan menciptakan daya pulih.
Bagaimana kita akan mengalami pemulihan yang besar jika kita tidak pernah mengalami kesakitan atau kegagalan? Jadi, jangan takut pada kesakitan dan kegagalan, karena mereka adalah anak tangga menuju sukses.

2. Kesakitan dan kegagalan menghasilkan kedewasaaan.
Kesakitan dan kegagalan akan mendatangkan banyak pelajaran dan hikmat. Keterbiasaan menghadapi kegagalan membuat kita siap menghadapi berbagai macam kesulitan.

3. Kesakitan dan kegagalan meningkatkan standar prestasi.
Keberanian untuk terus maju, walaupun telah berhadapan dengan kesulitan dan kegagalan akan memotivasi kita menjadi orang yang meningkatkan standar prestasi.

4. Kesakitan dan kegagalan memampukan melihat peluang yang lebih besar.
Orang yang cerdas dan cermat mampu melihat peluang2 yang dapat dimanfaatkan setelah ia mengalami kesakitan akibat kegagalan yang pernah dialaminya.

5. Kesakitan dan kegagalan mendorong untuk inovatif.
Jadikan kesakitan dan kegagalan sebagai pijakan yang membuat kita bekerja lebih kreatif dan inovatif.

6. Dibalik kesakitan dan kegagalan tersedia berkat besar.
Semua orang yang sukses pernah merasakan apa itu kegagalan. Dan seringkali peluang malah ditemukan ketika mereka berhadapan dengan kegagalan. Peluang itu adalah sebuah berkat yang tak pernah kita pikirkan, namun telah menjadi milik kita yang berharga.

7. Kesakitan dan kegagalan menjadi motivasi yang kuat.
Kekalahan atau kegagalan seharusnya membuat kita introspeksi diri, faktor apa yang menyebabkan kita gagal. Itulah yang dilakukan Thomas Alva Edison, kegagalan tidak menghentikan percobaannya, sebaliknya hal itu memacu dia menemukan ilmu yang lebih sempurna.

'KEGAGALAN ADALAH SEBUAH RAMBU YANG MENUNJUKKAN KEPADA KITA JALAN LAIN UNTUK MENUJU KEPADA KESUKSESAN'

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Menjauhi Dendam  

Dalam kehidupan kita ini, ada orang-orang yang merasa hidupnya hanyalah akan berarti apabila mereka mampu membalas dendam. Bagi orang-orang yang memendam dendam ini, tidak ada kehormatan atau makna lain selain terbalasnya dendam kesumat tersebut.

Dendam sebenarnya juga merupakan sebuah cita-cita, namun biasanya lebih bermakna negatif. Cita-cita itu memang penting dimiliki oleh siapa pun. Cita-citalah yang bisa memberi kekuatan atau dorongan yang sangat besar. Cita-citalah yang men-drive seseorang menuju impiannya. Tetapi sekali lagi, dendam adalah sebentuk cita-cita yang negatif.

Memang dendam itu memberikan energi yang luar biasa besar, tetapi juga membutakan mata, mematikan perasaan, dan melenyapkan akal sehat. Dendam selalu mendorong orang untuk menyakiti, melecehkan, meruntuhkan moral, menghancurkan, bahkan memusnahkan pihak lain. Tanpa pandang bulu dan bila perlu melawan siapa pun yang menghalangi terbalasnya dendam itu. Petaka dendam semacam ini dapat kita lihat dalam kisah-kisah kerajaan di masa lalu, tapi juga masih ada di kehidupan kita sehari-hari hingga saat ini.

Orang bisa saja memiliki dendam yang sangat kuat, ada pula yang bersifat ringan. Namun dendam tetaplah dendam yang apabila dibalaskan akan menimbulkan masalah baru. Yang sangat-sangat berbahaya dari dendam adalah kemampuannya untuk menciptakan dendam balasan. Dendam yang terlampiaskan akan melahirkan dendam kesumat baru di pihak yang dihancurkan. Anak keturunan atau siapa pun yang terkait akan melanjutkan dendam dan bersumpah membalaskan dendam tersebut. Seperti lingkaran setan yang tak berujung pangkal.

Satu-satunya buah dendam hanyalah samudera keperihan yang tak bertepi. Tetapi hingga detik ini, kita saksikan tindakan-tindakan brutal tak berperikemanusiaan yang melahirkan dendam-dendam baru. Kita lihat bagaimana perang yang terjadi di Timur Tengah atau belahan bumi lainnya, di mana tindakan saling bunuh dan saling menghancurkan telah menimbulkan dendam kolektif yang luar biasa destruktif.

Dalam benak saya, alangkah indahnya jika keseluruhan energi dan pikiran kita difokuskan bukan untuk melampiaskan dendam, tetapi dicurahkan untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat baik untuk diri pribadi kita maupun orang lain. Alangkah damainya republik ini jika setiap dari kita ikut serta dalam berlomba-lomba melakukan kebaikan demi kebahagiaan orang-orang di sekitar kita, serta mereka yang membutuhkan pertolongan kita. Hilangkan dendam antar golongan, suku, agama, ras, ideologi atau keyakinan politik. Sesungguhnya kita dipersatukan dalam tindakan kebaikan.

Demikian dari saya
Andrie Wongso
Action & Wisdom Motivation Training
Succes is My Right
Salam Sukses Luar Biasa!
www.andriewongso.com

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Murid si Pematung  

Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pematung yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus, indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya si seniman itu.

Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk menjadi muridnya. Karena niat dan semangat si pemuda, dia diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diijinkan untuk tinggal di rumah paman si pematung.

Sejak hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya.

Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab, menurutnya, hasil patungnya belum bisa menyamai keindahan patung gurunya. Dia pun kemudian menganalisa dengan seksama, lantas memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya. Dia berpikir, rahasia kehebatan sang guru pasti di alat-alat yang dipergunakan.

“Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan Guru.” “Silakan pakai, kamu tahu di mana alat-alat itu berada kan? Ambil saja dan pakailah,” jawab sang guru sambil tersenyum.

Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata, “Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alat-alat yang biasa dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?”

“Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun. Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti mematung hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang baik.”

“Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari saya.”

Pembaca yang berbahagia,
Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan talenta semata. Kita butuh proses belajar dan ketekunan berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apa pun, hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangan-tangan terampil dan terlatih yang menggerakkannya.

”fu chu dai jia

Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apa pun bidang yang kita geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan waktu, fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai kesuksesan yang membanggakan!!!

Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Kisah Sukses Lee Myung Bak  

Jika Anda sering mendengarkan filosofi "Success is My Right", yakni sukses adalah hak milik siapa saja, barangkali kisah yang dialami presiden terpilih Korea Selatan ini mampu menjadi contoh nyata. Lee Myung-bak yang baru saja memenangkan pemilu di Korea ternyata punya masa lalu yang sangat penuh derita. Namun, dengan keyakinan dan perjuangannya, ia membuktikan, bahwa siapa pun memang berhak untuk sukses. Dan bahkan, menjadi orang nomor satu di sebuah negara maju layaknya Korea Selatan.

Coba bayangkan fakta yang dialami oleh Lee pada masa kecilnya ini. Jika sarapan, ia hanya makan ampas gandum. Makan siangnya, karena tak punya uang, ia mengganjal perutnya dengan minum air. Saat makan malam, ia kembali harus memakan ampas gandum. Dan, untuk ampas itu pun, ia tak membelinya. Keluarganya mendapatkan ampas itu dari hasil penyulingan minuman keras. Ibaratnya, masa kecil Lee ia harus memakan sampah!

Terlahir di Osaka, Jepang, pada 1941, saat orangtuanya menjadi buruh tani di Jepang, ia kemudian besar di sebuah kota kecil, Pohang, Korea. Kemudian, saat remaja, Lee menjadi pengasong makanan murahan dan es krim untuk membantu keluarga. "Tak terpikir bisa bawa makan siang untuk di sekolah,"sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul "There is No Myth," yang diterbitkan kali pertama pada 1995.

Namun, meski sangat miskin, Lee punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar bisa meneruskan sekolah SMA. Kemudian, pada akhir 1959, keluarganya pindah ke ibukota, Seoul, untuk mencari penghidupan lebih baik. Namun, nasib orangtuanya tetap terpuruk, menjadi penjual sayur di jalanan. Saat itu, Lee mulai lepas dari orangtua, dan bekerja menjadi buruh bangunan. "Mimpi saya saat itu adalah menjadi pegawai," kisahnya dalam otobiografinya.

Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Lee berhasil diterima di perguruan tinggi terkenal, Korea University. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan dengan politik. Lee terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa, dan telibat dalam aksi demo antipemerintah. Karena ulahnya ini ia kena hukuman penjara percobaan pada 1964.

Vonis hukuman ini nyaris membuatnya tak bisa diterima sebagai pegawai Hyundai Group. Sebab, pihak Hyundai kuatir, pemerintah akan marah jika Lee diterima di perusahaan itu. Namun, karena tekadnya, Lee lantas putar otak. Ia kemudian membuat surat ke kantor kepresidenan. Isi surat bernada sangat memelas, yang intinya berharap pemerintah jangan menghancurkan masa depannya. Isi surat itu menyentuh hati sekretaris presiden, sehingga ia memerintahkan Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.

Di perusahaan inilah, ia mampu menunjukkan bakatnya.
Ia bahkan kemudian mendapat julukan "buldozer", karena dianggap selalu bisa membereskan semua masalah, sesulit apapun. Salah satunya karyanya yang fenomonal adalah mempreteli habis sebuah buldozer, untuk mempelajari cara kerja mesin itu. Di kemudian hari, Hyundai memang berhasil memproduksi buldozer.

Kemampuan Lee mengundang kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, prestasi Lee terus melesat. Ia langsung bisa menduduki posisi tertinggi di divisi konstruksi, meski baru bekerja selama 10 tahun. Dan, di divisi inilah, pada periode 1970-1980 menjadi mesin uang Hyundai karena Korea Selatan tengah mengalami booming ekonomi sehingga pembangunan fisik sangat marak.

Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik dengan masuk jadi anggota dewan pada tahun 1992. Kemudian, pada tahun 2002, ia terpilih menjadi Wali Kota Seoul. Dan kini, tahun 2007, Lee yang masa kecilnya sangat miskin itu, telah jadi orang nomor satu di Korea Selatan. Sebuah pembuktian, bahwa dengan perjuangan dan keyakinan, setiap orang memang berhak untuk sukses, 'Success is My Right'!!!

Keberhasilan hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata betapa tiap orang bisa merubah nasibnya. Jika orang yang sangat miskin saja bisa sukses, bagaimana dengan kita? Mulailah dengan keyakinan, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan sukses akan terbuka bagi siapapun. Salam sukses Luar biasa!!!

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Inspirational Letter  

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa?
Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?

Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Citra Diri Sukses  

Setiap orang tentu menginginkan bahwa dirinya bisa sukses.namun masih banyak orang yang telah berupaya sekuat tenaga tetapi masih belum bisa mencapai sukses.Lalu dimana letak kesalahannya ?
Untuk bisa sukses orang perlu menyusun suatu tujuan yang jelas dan memotivasi,hal ini juga telah dilaksanakan,tetapi masih juga tidak mampu untuk mencapai sukses.Dimana lagi letak kesalahannya ?
Untuk dapat mencapai sukses,selain telah menetapkan tujuan yang jelas,rupanya ada satu hal yang belum dibentuk didalam diri anda,yaitu Citra Diri.

Citra Diri ini sesuatu yang abstrak tetapi nyata didalam pikiran kita.
Apakah anda seorang Penjual,Profesional atau Businessman,tentu anda pernah mengalami perasaan ragu - ragu dan kurang percaya diri.Kedua hal ini merupakan masalah Citra Diri. Dengan kata lain Anda belum memilik Citra Diri yang selaras dengan Profesi anda,sehingga anda tidak menggunakan seluruh potensi anda untuk bertindak.
Citra diri merupakan konsep tentang diri sendiri,dimana Citra Diri terbentuk dari pembelajaran dan pengalaman sehingga menjadi keyakinan mengenai siapa sesungguhnya diri anda Dan segala sesuatu ide/gagasan yang anda yakini benar menurut pendapat anda,akan menjadi Program bagi diri anda dan mengendap di dalam pikiran bawah sadar anda.

Misalkan anda tidak yakin bahwa anda akan mampu untuk menjual,dan pernah anda coba untuk melakukan pekerjaan untuk menjual dan gagal,Hal ini akan tertanam didalam pikiran bawah sadar dan membentuk Citra Diri anda sebagai orang yang tidak mampu untuk menjual.Lain waktu anda mencoba kembali untuk menjual dan gagal lagii,ini akan tersimpan lagi didalam pikiran bawah sadar anda.Dan beberapa kali lagi anda mencoba dan gagal,lama kelamaan anda akan merasa bahwa adalah orang yang tidak sesuai untuk menjual.Dan ini menguatkan Citra Diri Anda bahwa anda memang bukan seorang penjual.

Apakah Citra Diri itu bisa dirubah ? Anda bisa merubah Citra Diri Anda selaras dengan Tujuan anda,bila anda mau dan ingin mencapai kesuksesan anda.Bagaimana caranya ? Pertama susun dan tatapkan apa yang ingin anda capai ( tujuan ),misalkan anda ingin menjadi Penjual.Kedua perilaku apa yang anda inginkan yang dapat mendukung tujuan anda sebagai seorang penjual,tuliskan dalam selembar kertas sebagai Pernyataan anda,sebagai contoh anda bisa menuliskan " aku adalah penjual hebat ",aku adalah seorang penjual yang ulet " dan lain sebagainya.Ketiga visualisasikan semua pernyataan pernyataan anda yang telah anda buat pada point dua diatas.Sebaiknya anda memvisualisasikan pernyataan ini diwaktu pagi hari setelah bangun tidur atau waktu malam sebelum tidur.Lakukan ini setiap hari.Kempat visualisasikan tujuan ( sasaran ) anda setiap hari sama seperti memvisualisasikan pernyataan pernyataan anda.

Mengapa anda perlu memvisualisasikan pernyataan dan sasaran anda setiap hari,dengan visualisasi akan menumbuhkan perasaan percaya diri,gairah dan semangat anda dan bila perasaan ini memenuhi diri anda maka anda akan berani untuk mencoba hal-hal ataupun alternative-alternatif baru dalam mengejakan pekerjaan anda.Dan sekaligus perasaan percaya diri dan gairah ini akan mendorong anda untuk melakukan tindakan sesuai tujuan/sasaran anda.

Visualisasi merupakan jembatan menuju pikiran bawah sadar anda,dan dengan visualisasi ini,Citra Diri anda akan terbentuk dan akan bekerja secara otomatis di dalam diri anda.
Apabila Citra Diri anda telah terbentuk selaras dengan tujuan dan sasaran anda maka anda akan tetap bersemangat walaupun anda mengalami hambatan dan rintangan.Anda akan selalu optimis dapat mengalahkan dan mengatasi segala hambatan dan rintangan yang menghadang anda.Dan kalaupun anda mundur ketika anda menghadapi halangan dan rintangan,maka Citra Diri anda akan berteriak untuk mengingatkan kepada anda,dia akan berkata : Hey .. anda bukan orang penakut seperti itu lho.

Perlu anda ketahui bahwa Citra Diri mengendalikan sikap,perilaku,perasaan dan kemampuan anda,oleh karena itu setiap saat anda perlu untuk mengembangkan,menyehatkan dan menyelaraskan Citra Diri anda
" Citra Diri Harus dikondisikan, diperkuat dan dipersiapkan untuk Keberhasilan yang anda Inginkan "

Selamat mencoba dan salam sukses selalu.

Soegianto Hartono
Email : Soe_hartono@hotmail.com
HP : 0813-64808061

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Better to Give than To Receive  

A young man, a student in one of our universities, was one day taking a walk with a professor, who was commonly called the student's friend, from his kindness to those who waited on his instructions. As they went along, they saw lying in the path a pair of old shoes, which they supposed to belong to a poor man who was employed in a field close by, and who had nearly finished his day's work.

The student turned to the professor, saying: "Let us play the man a trick: we will hide his shoes, and conceal ourselves behind those bushes, and wait to see his perplexity when he cannot find them." "My young friend," answered the professor, "we should never amuse ourselves at the expense of the poor. But you are rich, and may give yourself a much greater pleasure by means of this poor man. Put a coin in each shoe, and then we will hide ourselves and watch how this affects him." The student did so and they both placed themselves behind the bushes close by. The poor man soon finished his work, and came across the field to the path where he had left his coat and shoes.

While putting on his coat he slipped his foot into one of his shoes, but feeling something hard, he stooped down to feel what it was, and found the coin. Astonishment and wonder were seen upon his countenance. He gazed upon the coin, turned it around, and looked at it again and again. He then looked around him on all sides, but no person was to be seen. He now put the money into his pocket, and proceeded to put on the other shoe; but his surprise was doubled on finding the other coin.

His feelings overcame him; he fell upon his knees, looked up to heaven and uttered aloud a fervent thanksgiving in which he spoke of his wife, sick and helpless, and his children without bread, whom this timely bounty, from some unknown hand, would save from perishing. The student stood there deeply affected, and his eyes filled with tears. "Now," said the professor, are you not much better pleased than if you had played your intended trick?" The youth replied, "You have taught me a lesson which I will never forget. I feel now the truth of these words, which I never understood before: "It's more blessed to give than to receive."

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Mau Lebih Baik? Jadilah Pendengar  

Pernah mendengar istilah tong kosong nyaring bunyinya? tidak asing lagi bukan? Memang telihat sebuah ungkapan biasa, ungkapan yang sering kita dengar dari jaman kita masih bermain galasin sampai dengan sekarang di mana kita sudah menggunakan internet dalam kehidupan kita. Ungkapan ini sederhana, sering didengar dan gampang dimengerti. Hanya satu hal yang kurang di dalamnya, yaitu kemauan kita untuk memahami ungkapan itu dan menerapkannya dalam menjalani hidup kita sehari-hari.

Manusia pada umumnya memang mengharapkan untuk menjadi seorang pemenang yang selalu ingin didengar dan ingin disanjung. Tapi tahukah anda bahwa keinginan itu membatasi kita untuk menerima hamparan ilmu yang terbentang luas di hadapan kita. Pada saat kita berkomunikasi dengan teman, saudara ataupun adik kita di saat itu lah sebenarnya ilmu-ilmu yang ada dimuka bumi ini datang ke hadapan anda dengan rangkaian kata-kata yang sudah diracik dengan sedemikan baiknya oleh lawan bicara kita.

Ada satu cerita menarik mengenai jadilah pendengar. Pada suatu ketika di mana saya berada di perusahaan tempat saya bekerja, datanglah seorang teman baru yang baru saja masuk sebagai pegawai di perusahaan saya bekerja. Perusahan tempat saya bekerja ini adalah perusahaan pertamanya dalam dunia pekerjaan. Di awal karirnya ini dia mengalami frustrasi dan ketakutan yang teramat sangat terhadap posisinya yang baru, dia merasa memiliki kemampuan di bawah dari yang dibutuhkan untuk mengisi jabatannya sekarang. Dan dia merasa tempat ini bukanlah tempat yang tepat baginya. Disaat itu dia datang sebagai seorang teman yang membutuhkan saran dan bersedia menjadi pendengar yang siap mendengarkan seribu satu pendapat dari saya, dan sepertinya hal itu didapatkannya.

Hari demi hari berlalu dan syukur alhamdulillah sekarang dia masih ada di perusahaan tempat saya bekerja. Namun hal itu berubah, sekarang dia menjadi sosok yang merasa telah mampu untuk menjadi orang yang sesuai dengan jabatan yang diberikan perusahaan. Namun dibalik itu sekarang dia menjadi sosok yang sepertinya ingin menunjukkan satu persatu prestasi dan kemajuan yang telah dia lewati. Di setiap pertemuan dia selalu ingin menjadi pusat pembicaraan dan orang yang vokal. Hampir semua hal yang dia lewati, diangkatnya menjadi bahan pembicaraan.

Dengan keadaan ini apakah anda tahu apa yang sedang dialaminya. Pada saat-saat seperti inilah manusia menghambat dirinya untuk berkembang. Pada saat seperti inilah dia sudah melewatkan ratusan bahkan jutaan ilmu yang seharusnya dia dapat dari temannya namun di berhentikannya dengan cerita-ceritanya. Tahukah anda bahwa pada saat yang bersamaan dia menceritakan detik demi detik keberhasilannya, dia telah menghambat masuknya ilmu kedalam kepribadiannya.

Hal inilah yang sering terjadi pada kita dimana kita hanya mau jadi pendengar disaat benar-benar kita membutuhkan pandangan orang tentang suatu hal. Sementara pada saat kita menjalani hidup kita sehari-hari kita tidak mau berusaha untuk merendahkan hati kita dan membukan telinga lebar-lebar untuk menjadi pendengar yang baik. Ingatlah bahwa semua pemimpin-pemimpin besar di dunia adalah orang orang yang memiliki sifat rendah hati dan selalu menjadi pendengar yang baik, oleh karena itu camkanlah dalam hati bahwa anda adalah orang biasa yang selalu butuh pandangan dan ilmu dari orang lain, rendahkanlah hati dan bukalah telingamu seluas-luasnya untuk memperbanyak pundi-pundi ilmu untuk bekal melewati kehidupan yang lebih baik

Live Can Be SO hard But U can Passed it with a smile

Founder & Moderator Berani Gagal

Dodi Loebiz

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Makna Tragedi Aceh  

Penulis : Misbah Liem
KotaSantri.com : Kawan-kawan sekalian, kejadian Aceh berlalu hampir dua bulan dari hadapan kita namun ada satu hal yang mungkin penting untuk kita renungi, bahwa Allah tidak akan membuat sesuatu kejadian jikalau bukan untuk peningkatan integritas kita sebagai orang muslim.

Dalam Al-Qur'an surat 17 : 14, Allah telah menghimbau kita untuk membaca diri kita sendiri. Membaca apa? Yaitu fenomena alam semesta, diri kita (manusia) dan ayat ayat Allah yang ingin Allah sampaikan kepada kita lewat setiap kejadian dzahir maupun bathin.

Contoh soal : Ada sebuah pernyataan bahwa sakit dzahir berasal dari sakit bathin. Jika ada diantara kawan kawan semua yang sakit gigi dapatlah kita ketahui bahwa proses pencernaan informasi yang masuk ke dalam otak kita pastilah kurang baik pula. Seperti apa contohnya? Orang yang sering sakit gigi adalah orang yang biasanya suka menelan sebuah informasi bulat-bulat tanpa mau untuk menyelidikinya terlebih dahulu.

Begitu pula kejadian Gempa dan Tsunami di Aceh, aku tidak mau mengatakan Nanggroe karena artinya adalah negara, jadi tidak mungkin ada negara dalam negara.

Gempa itu sangatlah indentik dengan mata kita, why? Karena matalah diantara seluruh anggota tubuh kita yang paling sering gempa. Misal : Kala kita mau pergi ke supermarket lalu kita menulis terlebih dahulu daftar belanjaan kita dengan sebaik mungkin. Lalu saat kita masuk ke dalam supermarket, mata kita yang gempa melihat betapa banyaknya barang-barang yang bagus disana membuat daftar belanjaan kita yang tidak tertulis kadang lebih banyak.

Pada kejadian gempa ini Allah ingin mengajarkan kepada kita bahwa yang sering membuat manusia limbung, anstabil, dan mudah untuk berubah adalah matanya, mata akan memproses informasi ke otak besar, lalu otak besar akan berproses ke otak kecil dan menemui indra yang bernama emosi atau perasaan dan ratio atau pikiran. Disanalah terjadi rampas merampas informasi yang ada sehingga kala itu, tergantung komitmen kita yang manakah yang paling kuat untuk berkuasa, keinginan buku catatan belanja pertama ataukah keinginan kita yang sudah dicampuri oleh perasaan dan pikiran saat berada di TKP.
***
Tsunami
Ketika diri kita sudah mulai gempa oleh mata kita, maka akan terjadi tsunami yang ibarat air dalam diri kita yang begitu deras menghajar kesadaran kita, yang akan membuat kita labil. Jika tidak dapat kita kendalikan maka kita akan terbawa arus itu, ada yang selamat, dan ada yang tenggelam selama-lamanya.

Mengapa terjadi hal itu? Mengapa mata kita banyak yang membuat gempa dan Tsunami pada diri kita? Karena kita kufur ni'mat terhadap hal-hal yang telah Allah berikan kepada kita. Manusia secara fitrah selalu mau yang lebih dan lebih baik tanpa mau mengukur kemampuan yang ada pada dirinya. Jika hal itu terus berlanjut maka yang terjadi adalah seperti yang telah Allah katakan pada kita, kita seperti sapi, alias hewan ternak yang tidak lagi mau untuk memahami makna-makna kehidupan ini (Al-Baqarah). Semoga Allah menjauhkan kita dari hal ini, aamiin.

Dalam surat Al-Baqarah ada kata : "Allah akan butakan mata mereka, tulikan telinga mereka dan matikan mata mereka."

Hal ini bercerita tentang proses informasi yang datang kepada kita yaitu jikalau kita tidak menggantungkan diri kita pada kehendak Allah tapi pada kehendak kita saja, maka kita akan menjadi manusia yang selalu mencari kebenaran menurut diri sendiri dan bukan yang benar menurut Allah. Allahu a'lam bishawab.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Change or Die!!  

ADA sebuah cerita mengenai seorang raja kaya yang pada suatu hari berjalan mengelilingi negeri yang dicintainya. Pada jaman itu belum ditemukan alas kali, sehingga sang raja melewati daerah-daerah yang kadang kala berbatuan sehingga tapak kakinya sakit. Setelah pulang kembali ke istana, sang raja memerintahkan kepada menterinya agar menguliti setiap sapi di wilayah kekuasaannya untuk menutupi seluruh jalan di negeri itu agar kakinya tak lagi sakit jika berkeliling. Sang menteri berpikir sejenak, dan mengatakan kepada raja,” Baginda biarpun kita menguliti seluruh sapi di negeri ini tak akan menutupi seluruh jalan yang ada di negeri ini. Saya mengusulkan untuk membuat sepatu untuk baginda dari kulit sapi, agar kemanapun baginda pergi kakinya akan selalu terlindung.” Seringkali cara yang termudah dan termurah dan efektif dalam menghadapi perubahan adalah memulainya dari diri kita sendiri. Seringkali kita ingin orang lain, keadaan bahkan dunia ini untuk berubah terlebih dahulu, namun perubahan itu akan lebih mudah dan realistis terjadi jika kita mulai dari diri kita terlebih dahulu.

Cerita lain mengenai sebuah kapal perang raksasa yang melintasi laut yang tertutup dengan kabut tebal, sang kapten yang gagah perkasa menyerahkan arah kapal tersebut kepada supervisor kapal yang mengamati keadaan laut di depan kapal dari menara pantau tertinggi di kapal tersebut. Suatu ketika sang supervisor berteriak, "Kapten ada kapal di depan kita." Kapten menjawab, "Beritahukan kapal itu agar membanting 20 derajat ke arah kiri." Sang supervisor memberikan kode dengan isyarat lampu kepada kapal tersebut, kemudian dibalas dengan perintah agar kapal perang tersebut yang membanting 20 derajat ke arah kiri. Sang kapten sangat marah dan emosi dan memberikan perintah kepada supervisor kapal agar membalas pesan seperti berikut, "Dengar ini adalah perintah dari kapten kapal perang!." Kemudian datang balasan yang mengatakan, "Ini adalah perintah dari supervisor tingkat II." Merasa dipermalukan, sang kapten memberikan perintah, "Kami adalah kapal perang." kemudian balasan datang yang mengisyaratkan, "Kami adalah mercu suar!"

Ada kalanya kita harus mengambil tindakan untuk berubah. Jika Anda bertemu "mercu suar" dalam hidup Anda, bersiaplah untuk berubah atau Anda akan hancur. Perubahan adalah hal yang tidak meng-enakkan dan tidak jarang membuat kita ragu, takut bahkan menunda pengambilan tindakan. Mengapa? Karena perubhan menimbulkan resiko baru yang mungkin lebih beresiko dibandingkan jika kita tidak berubah sama sekali. Namun ada kalnya kita harus mengambil suatu keputusan untuk berubah, jika setelah berkali-kali kita "terantuk" oleh permasalahn yang sama. Dunia ini bagaikan tempat "belajar" untuk setiap insan manusia. Jika kita terus melakukan kesalahan yang sama dan menolak untuk berubah, kita tidak dapat maju ke "tingkat yang lebih tinggi."

Ingatlah setiap perubahan akan membawa kita kepada dua pilihan, gagal atau berhasil, pastikan Anda berfokus terhadap keberhasilan itu. Hidup ini bagaikan roda dunia yang akan terus berputar. Roda itu terus berputar karena dengan berputar ke depan, roda itu baru dapat maju. George Bernard Shaw mengatakan kemajuan adalah hal yang mustahil terjadi tanpa adanya perubahan, dan mereka yang tidak mampu mengubah cara pikirnya tidak akan merubah apapun. Charles F. Kettering pun mengatakan hal yang tidak kalah dahsyatnya bahwa dunia ini membenci akan perubahan namun perubahan itulah satu-satunya yang mendatangkan kemajuan. Roda kehidupan akan terus berputar, kadang di atas kadang di bawah, banyak orang yang menahan akan adanya perubahan dan selalu ingin terus berada di atas roda yang berputar. Mereka terus berusaha untuk tetap berada pada posisi atas sehingga ketika perubahan terjadi dan mereka berada di posisi bawah roda, mereka tidak bersiap sehingga tidak mampu bangkit dari kegagalan.

Kesuksesan seseorang terjadi ketika ia mampu dan siap menghadapi perubahan. Camkanlah apa yang dikatakan Carol Burnett bahwa hanya kitalah satu-satunya yang dapat mengubah hidup kita. Tidak ada orang lain yang dapat melakukannya untuk kita. Menahan arus perubahan dimana dibutuhkan dapat menghancurkan kehidupan Anda. Walaupun perubahan membawa perasaan tidak menentu, tidak berubah juga mendatangkan resiko yang tidak kalah bahayanya. Jika Anda tidak merasa yakin dengan arah yang Anda ambil saat ini, sudah saatnya Anda menempuh arah yang lain. Makin cepat Anda mengambil keputusan untuk berubah makin baik. Adalah hal yang penting untuk diketahui, jika Anda terus melakukan hal yang sama, Anda akan mendapatkan hasil yang sama. Jika Anda menginginkan hasil yang berbeda, Anda harus menyambut perubahan dengan sikap yang positif. Live your life with passion!

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Keistimewaan Waktu Subuh  

Di antara waktu-waktu istimewa yang diciptakan Allah SWT untuk Muslim adalah saat Subuh. Di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Begitu mulianya waktu Subuh, Rasulullah SAW secara khusus berdoa. ''Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.'' (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Rasulullah SAW mengungkapkan, bila umatnya bangun dan melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid, maka Allah SWT akan melindunginya seharian penuh. Seperti dikatakan Jundab bin Sufyan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka, jangan coba-coba membuat Allah membuktikan jaminan-Nya.'' (HR Muslim).

Berkah ada pada waktu pagi (albarakatu fi bukuriha), begitu ungkapan orang Arab. Benar, pagi memang memiliki banyak berkah. Salah satunya ketika berzikir pagi, yang begitu dianjurkan untuk memperoleh rahmat-Nya. ''Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang untuk mengharapkan keridhaan-Nya.'' (QS Al-Kahfi [18]: 28).

Rasulullah SAW juga menjelaskan keberkahan zikir pagi antara shalat Subuh hingga terbitnya matahari, yang ditutup dengan shalat Dhuha. ''Barangsiapa yang ikut shalat Fajar berjamaah di masjid, kemudian duduk berzikir mengingat Allah SWT sampai matahari terbit, lalu mengerjakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, dan sempurna.'' (HR Tirmidzi).

Keberkahan Subuh juga membuka pintu-pintu rezeki-Nya yang telah dihamparkan di hari itu. Sebab itu, Allah SWT menyerukan Muslim untuk menyambut rezeki-Nya dengan bersegera bangun pagi.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari shalat Subuh di Masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, ''Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.''

Bersegera bangun saat Subuh, ketika suasana pagi masih tampak sunyi, banyak keberkahan yang akan dilimpahkan Allah SWT kepada hamba-Nya. Allah SWT akan melindunginya seharian penuh, mengucurkan rahmat, memberi pahala yang banyak, membuka pintu-pintu rezeki, melimpahkan kesegaran pikiran dan ketenangan, dan menyehatkan badan ketika bergerak bangun tidur lalu melakukan wudhu dan melangkahkan kaki shalat Subuh berjamaah ke masjid.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Ketakutan Akan Kegagalan  

Apakah anda takut gagal? Sedemikian takutnya sampai anda tidak berusaha untuk mencoba? Coba anda pikirkan kembali, hal tersebut benar-benar tidak masuk akal. Dengan tidak mencoba barang sekalipun, sebenarnya anda sudah gagal. Jadi rasa takut gagal adalah penyebab kegagalan yang pasti.

Apakah anda merasa takut? Coba perhatikan rasa takut anda. Perhatikan pesan yang berusaha disampaikannya. Rasa takut membuat anda lebih waspada. Rasa takut memberi energi ekstra. Rasa takut membuat anda mampu mengatasi tantangan tersulit. Tidak ada yang mampu mendorong sumber daya dalam diri anda, lebih dari rasa takut.

Rasa takut sebenarnya ada untuk mendorong anda maju, bukan untuk menahan anda. Biarkan rasa takut mengajarkan anda. Biarkan rasa takut mempersiapkan anda. Tetapi jangan membuat rasa takut menghentikan anda. Saat rasa takut menahan anda, coba perhatikan baik-baik apa yang menyebabkan rasa takut, dan anda akan menemukan alasan untuk bergerak maju.

Kegagalan paling abadi adalah kegagalan untuk mulai bertindak. Bila anda sudah mencoba, dan ternyata gagal, anda memperoleh sesuatu yang bisa dipelajari dan mungkin dicoba kembali. Anda tidak akan pernah gagal bila anda terus berusaha.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Mencoba Sesuatu Yang Positif  

Setiap orang pernah merasakan suatu kekecewaan, kegagalan, dan frustrasi. Kadang semuanya datang sekaligus, dan kita merasa dunia runtuh. Segera sesudah itu kita melihat segala sesuatunya dari sisi negatif. Segala sesuatunya terlihat berantakan.

Sekarang coba anda melihat dari sisi lain untuk bangkit kembali. Bertindaklah. Lakukan sesuatu yang positif. Walau itu mungkin hanya menyapu halaman, atau membersihkan tumpukan file-file tua dari komputer anda.

Lakukan tindakan, di mana anda adalah penguasa hidup anda, dan anda akan merasa terfokus secara positif. Tindakan kecil dapat mengubah sikap anda secara ajaib.

Cobalah menolong seseorang. Lakukanlah sesuatu untuk orang lain. Cobalah melayani orang lain. Semakin kecil orang itu, semakin baik. Lalu cobalah anda keluar ruangan sejenak, dan perhatikan apa yang dapat anda kerjakan bagi orang lain. Orang lain tercipta untuk memperbaiki hidup anda. Sekarang giliran andalah memperbaiki hidup anda, lewat orang lain.

Hitunglah keberuntungan anda. Banyak hal baik dalam hidup anda, dan sering anda lupa bersyukur. Hargai dan bersyukurlah atas tempat tinggal anda, atas kesehatan anda, atas keluarga anda, atas pengalaman hidup anda, atas teman-teman anda, atas ketrampilan anda, pengetahuan anda, dan hidup yang anda miliki.

Temukan tantangan baru. Arahkan kembali energi negatif dan rasa frustrasi anda pada sesuatu yang dapat menantang anda untuk berbuat lebih baik.

Positif atau negatif, semuanya cuma ada dalam pikiran. Ubah sikap anda, dan melajulah.

(submitted by Raymond Erwin)

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Sepasang Sepatu Sports  

Menjadi “sama dan serupa” dengan remaja lain merupakan keinginan dari semua
remaja.

Saya ingat benar bagaimana sebagai seorang remaja dalam tahun 1963 saya
merasa harus memiliki sepasang sepatu sport mutakhir yang sedang “in”.

Persoalannya, bulan lalu saya baru saja membeli sepasang sepatu kulit.

Tapi, sepatu sport benar benar sedang mode, oleh sebab itu saya datang
kepada ayah minta bantuannya.

“Saya perlu sedikit uang untuk sepatu sport”, ujar saya suatu petang di
bengkel di mana ayah saya bekerja sebagai montir.

“Willie” ayah kelihatannya terkejut.

“Sepatumu baru berumur satu bulan, tapi Mengapa kini kau perlukan sepatu
baru?”

“Setiap orang memakai sepatu sport yah!”

“Sangat boleh jadi nak, Namun hal tersebut tidak menjadikan ayah mudah
membayar sepatu sport ”

Gaji ayah kecil dan sering tidak cukup untuk  memenuhi kebutuhan sehari
hari.

“Ayah, saya tampak seperti bloon memakai sepatu jenis ini ” kataku sambil
menunjuk kepada sepasang sepatu oxford baru.

Ayah memandang dalam dalam ke mataku.

Kemudian ia menjawab, “Begini saja, Kau pakai sepatu ini satu hari
lagi.Besok, di sekolah, perhatikan semua sepatu dari kawan-kawanmu. Bila
seusai sekolah kau masih berkeyakinan bahwa sepatumu paling butut
dibandingkan sepatu kawan kawanmu, ayah akan memotong uang belanja ibumu dan
membelikanmu sepasang sepatu sports”

Dengan gembira saya pergi ke sekolah, keesokan paginya, penuh keyakinan
bahwa hari itu merupakan hari terakhir bagiku mamakai sepatu oxford yang
ketinggalan jaman ini.

Saya lakukan apa yang ayah perintahkan saya lakukan, namun tidak, saya
ceritakan apa yang saya lihat secara teliti.

Sepatu coklat, sepatu hitam, sepatu tennis yang sudah kusam, semua menjadi
pusat perhatianku.

Pada petang hari, saya memiliki perbendaharaan dalam ingatanku betapa
banyaknya teman teman di sekolah yang juga memakai sepatu bukan sport,
bahkan sepatu - sepatu rusak, berlobang, menganga dan lain lain bentuk yang
sudah mendekati kepunahan sebagai alat pelindung kaki.

Namun banyak juga yang memakai sepatu sport yang gagah, yang senantiasa
berdetak detik penuh gaya bila si pemiliknya  menghentakkannya dengan gagah
perkasa.

Setelah sekolah usai, saya berjalan cepat ke bengkel di mana ayah bekerja.
Saya hampir yakin bahwa Senin depan saya juga akan masuk kelompok yang
sedang “in”

Setiap saya menghentakkan tumit saya di jalan, saya membayangkan telah
memakai sepatu sport idaman saya.

Bengkel sepi sekali saat itu. Suara yang terdengar hanya denting-denting
metal dari kolong sebuah chevy tua buatan tahun 1956.

Udara berbau oli, namun pada hemat penciuman saya, asyik sekali.

Hanya seorang langganan sedang menunggu ayah yang sedang bergulat di  kolong
chevy tua itu.

“Pak Alva” tanya saya kepada langganan yang sedang menunggu, “masih
lamakah?”

“Entah Will. Kau tahu sifat ayahmu. Ia sedang membongkar persneling, namun
bila ia mendapatkan adanya bagian lain yang tidak beres, ia akan
menyelesaikannya juga.”

Saya bersandar pada mobil abu abu itu.

Apa yang bisa saya lihat hanyalah sepasang kaki ayah yang menjulur keluar
dari kolong mobil.

Sambil menjentik jentik lampu belakang chevy, secara tidak sadar saya
menatap kepada kaki ayah.

Celana kerjanya berwarna biru tua, kusam dan lengket terkena oli, lusuh
pula.

Sepatunya, berwarna putih tua…. ah ….bukan hitam muda……, dan sungguh
sungguh butut, sebagaimana mestinya sepatu seorang montir.

Sepatu kirinya sudah tidak bersol, dan bagian kanan masih memiliki sepotong
kecil kulit tipis, yang dahulu bernama sol. Di ujungnya, sebaris staples
menggigit kedua belah kulit kencang kencang, mencegah jempol kakinya
mengintip keluar. Tali sepatunya beriap riap, dan sebuah lubang
memperlihatkan sebagian dari jari kelingkingnya yang terbalut kaus katun.

“Sudah pulang nak? “ayah keluar dari kolong mobil.

“Yes sir” kataku.

“Kau lakukan apa yang kuperintahkan hari ini?”

“Yes sir”

“Nah, apa jawabmu ?” la memandangku, seolah olah tahu apa yang akan saya
ucapkan.

“Saya tetap ingin sepatu sport ” Saya berkata tegas, dan berusaha setengah
mati untuk tidak memandang kepada sepatu ayah.

“Kalau begitu, ayah harus potong uang belanja ibumu…..”

“Mengapa tidak pergi dan membelinya sekarang?” lalu ayah mengeluarkan
selembar $ 10. dan memancing uang receh untuk mencari 30 sen guna membayar
3% pajak penjualannya.

Saya menerima uang itu dan segera berangkat ke pusat pertokoan, dua blok
dari bengkel di mana ayah bekerja.

Di depan sebuah etalase, saya berhenti untuk melihat apakah sepatu sportku
masih dipajang disana. Ternyata masih! $9.95.

Namun uang saya tidak akan cukup bila saya harus membeli paku paku yang akan
dipakukan pada solnya dan menimbulkan suara klak klik yang gagah.

Saya pikir, untuk lari ke rumah dan minta bantuan dana dari mama, sebab
tidak mungkin kembali kepada ayah dan minta kekurangannya.

Pada saat saya teringat kepada ayah, sepatu tuanya tampak membayang
melintasi kedua mataku.

Jelas tampak kebututannya, sisinya yang compang camping, paku paku yang
telah mengintip keluar dan sebaris staples yang umumnya dipakai untuk
menjepit kertas.

Sepatu kulit usang yang dipakainya untuk menghidupi keluarganya.

Pada waktu musim dingin yang menggigit, sepatu yang sama dipakainya
melintasi jalan jalan yang dingin, menuju kepada mobil mobil yang mogok.

Namun ayah tidak pernah mengeluh.

Terpikir olehku, betapa banyaknya benda benda yang seharusnya dibutuhkan
ayah, namun tidak dimilikinya, semata mata agar saya mendapatkan apa yang
saya ingini.

Dan kementerengan sepatu sport yang ada di balik kaca etelase di hadapanku
mulai memudar.

Apa jadinya bila ayah bersikap sepertiku.

Sepatu jenis apa yang saat ini kupakai, bila ayahku bersikap seperti saya
bersikap.

Saya masuk ke dalam toko sepatu itu.

Sebuah rak besar terpampang megah, penuh berisikan sepatu sport yang sungguh
keren.

Di sampingnya, terdapat sebuah rak lain, dengan sebingkai tulisan “obral
besar. 50% discount”.

Dibawah bingkai itu tergeletak sepatu sepatu semodel sepatu ayah, beberapa
generasi lebih muda, tentunya.

Otakku bermain ping pong. Mula mula sepatu ayah yang butut.

Dan sekarang sepatu baru. Pikiran tentang: menjadi “in” dan seirama dengan
remaja lain di sekolah.

Dan kemudian pikiran tentang ayah,…. telah mengalahkannya.

Saya mengambil sepatu ukuran 42 dari rak yang berdiscount.

Dengan segera berjalan ke arah meja kasir, ditambah pajak, jadilah bilangan
$ 6.13.

Saya kembali ke bengkel dan meletakkan sepatu baru ayah di atas kursi di
mobilnya.

Saya mendapatkan ayah dan mengembalikan uang kembalian yang masih tersisa.

“Saya pikir harganya $ 9.95″ kata ayah.

“Obral” kataku pendek.

Saya mengambil sapu, dan mulai membantu ayah membersihkan bengkel.

Pukul lima sore, ia memberi tanda bahwa bengkel harus ditutup dan kami harus
pulang.

Ayah mengangkat kotak sepatu ketika kami masuk ke dalam mobilnya.

Ketika ia membuka kotak itu, ia hanya dapat memandang tanpa mengucapkan
sepatah katapun.

Ia memandang kepada sepatu itu lama-lama, kemudian kepadaku.

“Saya pikir kau membeli sepatu sport”, katanya pelan.

“Sebetulnya ayah, … tapi …. Saya tak sanggup meneruskannya.

Bagaimana saya harus menjelaskannya bahwa saya sungguh ingin  menjadi
seperti ayah?

Dan bila saya tumbuh menjadi dewasa, saya sungguh ingin menjadi seperti
orang baik ini, yang Tuhan berikan kepada saya sebagai ayah saya.

Ayah meletakkan tangannya pada bahu saya, dan kami saling memandang untuk
waktu sesaat.

Tidak ada kata kata yang perlu dikatakan. Ayah menstarter mobil, dan kami
pulang.

Terima kasih Tuhan, karena engkau telah memberiku seorang ayah yang baik dan
bertanggung jawab.

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Malas  

Deni sedang agak malas bekerja hari ini. Rasanya masih ingin libur. Kok cepat sekali liburan berakhir. Rasanya baru sebentar libur, eh sudah harus bekerja lagi.

Tapi, kemudian Deni teringat suatu kejadian yang menggerakkan hatinya ketika belum lama berselang dia pulang kampung untuk merayakan tahun baru bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Ketika dalam perjalanan ke kotanya, di kereta api Deni bertemu seseorang. Orang tersebut duduk di kursi sebelah kirinya dan hanya dipisahkan oleh jalan untuk lalu lalang. Seorang pemuda. Sederhana. Biasa saja. Tidak terlalu istimewa.

Yang membuatnya istimewa adalah pemuda tersebut terus menerus dipuji-puji oleh teman-temannya. Mereka semua berlima. Teman-temannya tak henti-hentinya memujinya, menggodanya, menepuk-nepuk bahunya, dan menyalaminya berulang-ulang. Sebaliknya pemuda tersebut hanya senyum-senyum dan tertawa.

Di tengah perjalanan, setelah teman-teman pemuda tersebut tidak terlalu ribut lagi, tiba-tiba pemuda tersebut menyapa Deni. Mau pinjam koran yang dipegang Deni. Tentu saja Deni tidak keberatan untuk meminjamkan korannya. Apalagi dia sudah selesai membacanya. Tak lama kemudian pemuda tersebut mengembalikan korannya dan mereka berdua terlibat dalam pembicaraan.

Karena penasaran, Deni menanyakan mengapa pemuda tersebut disalami. Dia hanya tersenyum saja. Tapi, teman di sebelahnya langsung menengok ke arah Deni dan menjawab:”Dia karyawan terbaik tahun ini, mas! Nomor satu! Ha ha ha… Sudah tiga tahun berturut-turut lho mas. Hebat kan?” Temannya yang lain menambahkan: “Tahun ini dia naik jabatan mas. Jadi bos.”

Deni memberi salam sambil mengucapkan selamat. Sambil bercakap-cakap, Deni menanyakan kiat-kiat suksesnya dalam bekerja. Temannya menjawab: “Dia orangnya selalu ingin lebih baik. Tidak pernah berhenti belajar mas. Tidak pernah menyerah. Kalau dia tidak mengerti, dia bertanya dan belajar. Kalau sudah mengerti, dia akan berusaha melakukan yang terbaik. Kalau sudah terbaik, dia berusaha lebih baik lagi. Pokoknya tidak pernah puas. Yah, jelas dia menang lagi tahun ini.”

Teman yang lain lagi menambahkan: “Betul mas. Malah kita semua banyak belajar dari dia. Dia ini memang superman. Pokoknya hebat deh.” Deni ikut tersenyum: “Wah, mas, saya juga ingin belajar nih. Saya kok tidak bisa begitu ya? Kalau lagi down, ya kerja jadi malas juga. Tidak bisa selalu bersemangat tinggi. Apalagi kalau lagi bokek. Ha ha… Bagaimana sih caranya?”

Pemuda tersebut memandangnya, lalu berkata serius: “Saya juga sering mengalami up and down kok. Tapi, saya tidak mau down terus. Setiap kali saya malas, ya langsung saya kerja lebih giat. Kalau saya ingin istirahat, saya langsung cari apa saja yang bisa dikerjakan. Kalau saya bosan, saya langsung bikin rencana baru tentang apa saja yang akan saya lakukan hari itu.”

Dia bercerita: “Tiga tahun yang lalu, saya ditegur oleh atasan saya. Soalnya saya lagi malas banget. Beberapa hari di kantor saya hampir tidak mengerjakan apa-apa dan hanya main game. Lalu atasan saya datang. Beliau hanya bertanya, Kalau kamu sedang malas bekerja, bagaimana jika perusahaan juga sedang malas membayar gajimu?”

Pemuda itu melanjutkan, “Setelah berkata demikian, beliau pergi. Saya jadi malu sendiri. Saya tidak ingin perusahaan malas membayar gaji saya, tentunya perusahaan juga tidak ingin saya malas bekerja. Jadi, sejak saat itu saya tidak mau menuruti rasa malas, lelah, bosan dan lainnya.”

“Caranya?” tanya Deni.

“Kalau saya sedang merasa malas, saya langsung berdiri dan lompat-lompat di tempat. Kira-kira 20 kali lompat. Dulu saya sering ditertawakan teman-teman saya ini, tapi sekarang banyak yang mengikuti cara saya. Dengan melompat-lompat sebentar, maka peredaran darah menjadi lebih lancar, rasa malas pun hilang. Begitu juga kalau saya mengantuk, saya langsung melompat-lompat sebentar, maka rasa mengantuk akan lenyap. Pokoknya saya melakukan kebalikan dari setiap perasaan negatif yang saya rasakan.”

“Begitu juga kalau saya sedang pusing dengan masalah pribadi saya. Langsung saya menelepon klien yang membutuhkan bantuan saya, sehingga saya tidak memikirkan masalah saya sendiri. Kadang saya langsung menghadap atasan dan mendiskusikan masalah pekerjaan. Saya tidak mau mengasihani diri sendiri. Masalah saya tidak akan selesai dengan berpusing-pusing atau bermalas-malasan kan? Apa uang saya akan bertambah kalau saya malas bekerja? Tidak kan? Jadi, untuk apa?”

Waktu mendengar penjelasan pemuda itu, Deni hanya mengangguk-angguk. Tapi kini, ketika dia merasa sedang malas, Deni teringat akan pemuda di kereta. Segera Deni berdiri dan melompat-lompat di tempat sebanyak 20 kali. Eh benar, ternyata badannya terasa lebih segar. Dia pun mulai bekerja lagi. Ternyata dia merasa semangatnya timbul lagi. Manjur juga yah?

Semangat Deni timbul. Untuk apa memulai tahun yang baru dengan rasa malas? Apakah rasa malas akan mengubah keadaan menjadi lebih baik? Jelas tidak! Jadi apa gunanya malas? Do something! Be active! Be successful!

Sumber: Malas oleh Lisa Nuryanti, Director Expands Consulting & Training Specialist

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Kisah Kelinci  

Seekor kelinci sedang duduk santai di tepi pantai, Tiba tiba datang se-ekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci itu berkata:
"Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang."
Sang Rubah jantan merasa tertantang,
"Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?"

Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Sepuluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat.
Sang Kelinci kembali bersantai, Sambil memakai kaca mata hitam dan topi pantai Tiba tiba datang se-ekor serigala besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci berkata :

"Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang."
Sang serigala merasa tertantang,

"Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?"
Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Lima belas menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.
Sang kelinci kembali bersantai, Sambil memasang payung pantai dan merebahkan diri diatas pasir, Tiba tiba datang seekor beruang besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci berkata:
"Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang."
Sang Beruang merasa tertantang,
"Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku?"
Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Tiga puluh menit kemudian sang kelinci keluar
sambil menggenggam Setangkai paha Beruang dan melahapnya dengan nikmat.
Pohon kelapa melambai lambai, Lembayung senja sudah tiba, habis sudah waktu bersantai, Sang Kelinci melongok kedalam lubang kelinci, sambil melambai
"Hai, keluar, sudah sore, besok kita teruskan!!"
Keluarlah se-ekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya. Sambil menguap Harimau berkata
"Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang Dan saya tidak perlu berlari mengejar kencang."

The Winner selalu berfikir mengenai kerja sama, sementara
The Looser selalu berfikir bagaimana menjadi tokoh yang paling berjaya.
Untuk membentuk ikatan persahabatan dan persaudaraan harus ada kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama:
(MESKIPUN) DENGAN SESEORANG YANG KELIHATANNYA TIDAK LEBIH BAIK DARI KITA

Read More...
AddThis Social Bookmark Button

Kekuatan Pujian  

Ini kisah nyata tentang seorang penyanyi terkenal di Eropa, wanita bersuara bagus. Dia bersuamikan seorang pemusik dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama, dan hal lain di bidang musik, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika isterinya menyanyi.

Kalau isterinya menyanyi, selalu saja ada komentar dan kritik seperti; bagian depan kurang tinggi. Lain kali dia berkata, bagian ini kurang pelan. Kali lain dia mengkritik, "bagian akhir harusnya "kres".. naik sedikit. Selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya wanita itu malas menyanyi. Dia berkeputusan "Wah, tidak usah menyanyi saja, jika semua salah. Malah kadang menjadi pertengkaran..."

Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu isterinya bersuara bagus dan dia selalu memuji isterinya kalau bernyanyi.

Suatu ketika isterinya bertanya, "Pak, bagaimana laguku?"

Dia menjawab antusias, "Ma, saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi."

Lain kali dia berkata, "Ma, kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja. Sebelum saya menikah denganmu, saya sering mimpi dan terngiang-ngiang suara gergaji yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyanyi, lagumulah yang terngiang-ngiang"

Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung. Hal itu membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi. Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia berlatih, berlatih dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset volume pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.

Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.

Sedikit pujian memberikan penerimaan. Sedikit pujian memberikan rasa diterima, memberikan dorongan, semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi. Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik sesungguhnya tidak akan banyak mengubah. (SM)

Read More...
AddThis Social Bookmark Button