Aim High, Aim Right  

DON Shula pelatih Miami Dolphin, klub football Amerika pernah diminta komentarnya bagaimana ia menyiapkan setiap pertandingan. Don mengatakan bahwa dalam setiap pertandingan, setiap pemain diingatkan bahwa tujuan akhir pertandingan adalah kemenangan. Sang wartawan lanjut bertanya,” tapi pasti team Anda juga pernah kalah?” Don menjawab,” benar, tetapi tujuan team kami adalah selalu menang.” Di dalam olahraga panahan, Anda harus mengarahkan bidikan Anda pada titik tengah bulatan yang terkecil. Bukan berarti Anda selalu akan mengenai titik tersebut, namun jika melesetpun, bidikan Anda akan mengenai sasaran tidak jauh dari lingkaran yang paling tengah. Vera Zvonareva, pemain tenis Rusia yang terkenal, dalam sebuah wawancara setelah mengalahkan Venus Williams mengatakan bahwa salah satu kunci kemenangannya adalah visualisasi goal yang dia lakukan setiap kali dia terjun ke lapangan dengan mem-visualisasikan kemenangan atas lawannya. Visualisasi ini membantu Vera mempunyai sikap positif untuk setiap kemenangan. Stephen Covey dalam bukunya The 7 habits for highly effective people mengingatkan kita untuk memulai sesuatu setelah melihat hasil akhirnya di dalam pikiran kita. Sebuah kejadian terjadi duakali, pertama di dalam pikiran kita dan kedua ketika kita merealisasikannya dengan tindakan yang konkrit.

Zig Ziglar pernah mengisahkan pemanah Alabama yang bernama Howard Hill. Howard mampu memanah dalam jarak 30 m dan dapat mengenai titik paling tengah dari sebuah target, namun itu belum cukup, dengan anak panah kedua, Hill mampu membelah anak panah pertama yang tertancap di titik paling tengah dari target. Ziglar menantang pendengarnya bahwa dia dapat mengajar mereka untuk mengalahkan Howard Hill dengan latihan yang singkat, tetapi dengan catatan Howard Hill mesti terlebih dahulu ditutup matanya dan lebih dari itu Hill akan diputar berkali-kali sampai tidak mampu melihat bahkan mengingat di mana target yang harus dituju. Anda pasti berkata,” yang benar saja, bagaimana seseorang dapat mengenai targetnya jika dia tidak dapat melihat?” Tepat sekali pertanyaan Anda, tetapi pertanyaan yang lebih dalam bagi kita semua yaitu bagaimana kita dapat mengenai suatu sasaran yang selama ini tidak kita punyai?

Goals adalah peta penjelajahan menuju kesuksesan Anda, tanpa peta tersebut Anda akan berputar-putar dalam lingkaran yang tidak dapat membawa Anda ke tempat yang Anda inginkan. Kita semua dapat belajar dari perjalanan bangsa Jepang setelah bom atom menghantam kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Hilangnya sebagian besar angkatan muda dan tidak tersedianya sumber daya alam, membuat bangsa Jepang harus berjuang keras untuk dapat bangkit. Namun bangsa Jepang tidak patah arang, mereka melakukan goal-setting untuk menjadi negara penghasil tekstil terbesar di dunia sebelum tahun 1960. Sungguh aneh untuk sebuah bangsa yang telah hancur baik secara financial maupun mental mampu mencapai tujuan mereka. Akankah mereka puas? Tidak. Mereka kemudian menentukan suatu goal yang lebih sulit lagi, yaitu dalam satu dekade berikutnya, Jepang ingin menjadi negara penghasil baja terbesar di dunia. Suatu tujuan yang mustahil karena Jepang tidak mempunyai bijih besi untuk memproduksikan baja. Namun mereka tidak kekurangan akal, dengan mengimpor bahan baku baja dari Eropa Timur, dan kemudian mengolahnya menjadi baja yang ringan dan sekali lagi membuktikan bahwa visi mereka tercapai. Puas?? Belum. Pada awal tahun 1970, Jepang ingin merebut pasar automobile dunia untuk menjadi negara penghasil mobil terbesar di dunia. Namun kali ini meleset, karena mereka baru mampu meraihnya pada tahun 1981. Sukses demi sukses tidak menyurutkan keinginan mereka untuk menjadi lebih baik lagi. Pada awal tahun 1980, Jepang sekali lagi membuat target ingin menjadi negara pembuat elektronik terbesar di dunia dan mimpi itupun menjadi kenyataan. Jepang tidak pernah berfokus pada kelemahan dan kekurangan mereka, namun mereka fokus terhadap kekuatan.

Buatlah target yang menantang agar Anda bisa terus meraih tingkat-tingkat kesuksesan yang lebih tinggi. Janganlah melihat kelemahan Anda, tetapi fokuskanlah diri Anda pada apa yang Anda punyai. Anda harus mampu melihat diri Anda sebagai seseorang yang dilahirkan untuk menjadi pemenang dan kejarlah mimpi Anda. Live your life with passion!

Darmadi Dharmawangsa(http://fighttiger.net)

AddThis Social Bookmark Button

0 komentar

Posting Komentar